Kenali Pahlawan Di Balik Desain Mata Uang Rupiah yang Baru

11.12.00

Disahkan pada tanggal 19 Desember 2016 lalu oleh Presiden Joko Widodo, kini sudah resmi beredar berbagai pecahan uang rupiah dengan desain baru. Perubahan ini tidak mengubah nilai mata uang yang sebelumnya, melainkan hanya mengubah desainnya saja. Dalam desain tersebut, hal-hal yang diubah di antaranya adalah gambar pemandangan sebagai ikon kekayaan Indonesia dan gambar pahlawan yang mungkin masih jarang didengar oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Mengapa gambar pahlawan-pahlawan yang sebelumnya digantikan? Oneesan tentunya tau dong, bahwa bangsa Indonesia ini dapat terlahir karena kegigihan para pahlawan. Indonesia memang memiliki banyak sekali pahlawan untuk dihormati dan dikenang jasa-jasanya. Tak bisa dipungkiri, berkat mereka lah kini Indonesia bisa merdeka seperti sekarang.

Beberapa pahlawan seperti Sultan Hasanudin, Pattimura, dan lain-lain sudah sering kita dengar dari buku sejarah. Namun apakah Oneesan sudah mengenal beberapa pahlawan yang ada di pecahan uang baru ini?

Pastinya ada jasa-jasa yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia di balik terpampangnya wajah mereka dalam pecahan uang rupiah ini. Jangan sampai kita sebagai masyarakat Indonesia yang memakai uang ini tidak kenal siapa mereka. Karena itu, yuk kenali pecahan uang baru kita dan kenali juga pahlawan yang menginspirasi di dalamnya.

Pecahan uang  100.000
Pecahan uang terbesar ini menunjukkan kedua ploklamator Indonesia, yakni Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Kamu pastinya sudah tidak asing lagi mendengar kedua nama ini kan? Mereka adalah pejuang proklamasi dan menjadi pasangan presiden dan wakil presiden di awal pemerintahan Indonesia merdeka.

Pecahan uang 50.000
Gambar utama yang terpampang dalam pecahan uang ini adalah Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Ia merupakan seorang politisi. Seorang Perdana Mentri Indonesia yang kesepuluh sekaligus perdana mentri yang terakhir. Ia juga menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangsih jasanya yang pernah diberkian untuk Indonesia adalah adanya Deklarasi Djuanda tahun 1957. Deklarasi tersebut merupakan deklarasi yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu-kesatuan wilayah NKRI atau yang lebih dikenal dengan negara kepulauan.

Pecahan uang 20.000
G.S.S.J Ratulangi atau yang biasa dikenal dengan nama Sam Ratulangi ini memiliki nama lengkap Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Berasal dari Sulawesi utara, ia sangat berjasa dalam perjuangan melawan pembodohan dan kolonialisme Belanda di Manado. Ia sangat memperjuangkan pendidikan masyarakat di sana dengan baik. Ia pun ditunjuk sebagai gubernur pertama Sulawesi Utara yang membawa kemajuan dan perubahan, karena itulah namanya diabadikan dan diberi gelar pahlawan nasional Indonesia.

Pecahan uang 10.000
Pahlawan nasional Frans Kaisiepo menjadi gambar utama dalam uang kertas pecahan Rp10.000 ini. Dalam Konferensi Malino 1946, ia menjadi perwakilan Irian dan menyuarakan aspirasinya agar nama Papua diganti menjadi Irian. Selang setahun kemudian, ketika Belanda mencoba melakukan perang di Biak, Kaisiepo menunjukkan kepahlawanannya dengan menolak penolakan itu dengan menjadi wakil Belanda dalam Konferensi Meja Bundar.

Pecahan uang 5.000
Dalam pecahan uang ini, terpampang seorang tokoh ulama K.H. Idham Chalid. Ia adalah seorang pemimpin organisasi terbesar Islam, NU selama 28 tahun. Ia menjabat sebagai ketua umum PBNU terlama sepanjang sejarah. Sebagai ulama, ia bersikap fleksibel dan akomodatif dengan tetap berpegang pada tradisi dan prinsip Islam yang diembannya. Demikian pula sebagai politisi, ia mampu melakukan gerakan strategis, kompromistis, bahkan pragmatis.

Pecahan uang 2.000
Mohammad Hoesni Thamrin, merupakan tokoh Betawi yang memperjuangkan betapa besar penderitaan buruh perkebunan di Sumatera. Tak hanya itu, perjuangannya di Volksraad dilanjutkan dengan mengajukan mosi penggunaan nama nama Indonesia sebagai ganti Nederlands Indic. Dalam perjuangannya itu, Thamrin dikenal sebagai sosok yang memilih jalur koorperatif dengan penjajah, tetapi tidak kehilangan rasa nasionalismenya. Bahkan ia menolak mengibarkan bendera Belanda di hari kelahiran Ratu Wilhelmina, 31 Agustus 1940.

Pecahan uang 1.000
Dalam desain yang baru, hanya terdapat satu pahlawan perempuan yang ditampilkan. Tjut Nyak Meutia, seorang pejuang perempuan kelahiran Perlak, Aceh adalah seorang pemberani yang hingga titik darah penghabisan memegang prinsip tak akan mau tunduk kepada kolonial. Ia lahir tiga tahun sebelum Perang Aceh berkecamuk sehingga besar dalam suasana gelora semangat perjuangan. Namun, karir perjuangannya harus berakhir dengan tiga buah tembakan pasukan Belanda  yang menghentikan perlawanannya.

Uang logam 1.000
I Gusti Ketut Pudja adalah tokoh Bali yang pada masa awal RI memegang jabatan sebagai Gubernur Provinsi Sunda Kecil (sekarang Provinsi Bali, Provinsi NTB, dan Provinsi NTT). Kontribusinya sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah mengenai Pembukaan UUD 45. Usulnya agar istilah “Allah Yang Maha Kuasa” diganti menjadi “Tuhan Yang Maha Esa” disetujui oleh sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Usul itu diajukannnya agar istilah tersebut dapat diterima oleh golongan non-Muslim.

Uang logam 500
Logam ini diberi gambar TB Simatupang alias Tahi Bonar Simatupang. TB Simatupang ikut bergerilya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Ia menjadi penasihat militer delegasi RI dalam perundingan-perundingan yang menghasilkan Perjanjian Renville. TB Simatupang kemudian melayani gereja. Ia pun pernah menjadi ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Dewan Gereja-gereja se-Asia dan Ketua Dewan Gereja-gereja sedunia.

Uang logam 200
Cipto Mangunkusumo dikenal sebagai orang yang welas asih terhadap rakyat miskin, pemberani, progresif, dan anti budaya feodal bahkan ia bisa menjadi pemberang dan pemarah terhadap mereka yang pro feodal dan pro kolonial. Sikap menentangnya terhadap budaya Kraton yang feodal ia wujudkan dengan menulis dan mementaskan Mangir yang berani melawan kekuasaan Mataram.

Uang logam 100
Prof. Dr. Ir. Herman Johannes atau yang sering disebut dengan nama panggilan Pak Jo adalah seorang cendekiawan, politikus serta ilmuwan Indonesia. Perjuangannya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia ternyata sangat mengesankan. Ia menggunakan laboratorium perguruan tinggi kedokteran untuk merakit berbagai jenis persenjataan pembunuh dan penghancur musuh. Ia juga membangun laboratrium Knalwik, bahan peledak dan granat tangan di Sekolah Menengah Tinggi (SMT) Kota Baru yang kini adalah SMAN 3 Padmanaba dan berbagai macam pabrik senjata. Di dalam laboratorium itulah para dosen, asisten, dan mahasiswa perguruan tinggi Kedokteran dan Sekolah Tinggi Teknik bekerja.

Nah, itu tadi informasi lengkap mengenai siapa pahlawan yang tertera dalam pecahan uang baru kita. Pergantian desain mata uang ini memang sudah dilakukan dalam beberapa periode dan tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Sementara itu, penggunaan gambar pahlawan yang baru bertujuan untuk lebih mengenalkan pahlawan nasional kepada masyarakat, menumbuhkembangkan semangat kepahlawanan, kepatriotan, keberjuangan, serta sikap keteladanan dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik bagi kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara.

Kalau Oneesan belum memiliki pecahan uang yang baru, jangan khawatir karena kamu masih dapat menggunakan uang lama. Uang yang kamu pegang saat ini masih menjadi alat pembayaran yang sah dan legal. Jadi kini kamu dapat menggunakan dua desain pecahan uang yang berbeda saat berbelanja.


Masih ribet dengan pergantian desain uang yang baru? Nggak usah pusing Oneesan! Kamu bisa belanja tanpa pusing hanya dengan klik www.gatasuone.com. Mudah, aman, dan terpercaya dalam memberikan produk Japanese fashion essentials berkualitas. Belanja mudah? Buka www.gatsuone.com sekarang. Cha!

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook