Kamu yang minderan mungkin perlu pahami hal-hal ini!

15.17.00

Kadang kita lebih sering gak pede dengan kemampuan kita sendiri dan cenderung selalu iri dengan keberhasilan orang lain. Rasa insecure atau gak percaya diri seringkali muncul seenaknya. Hal ini tentunya bisa dialami siapapun didunia. Tapi jadi nggak wajar kalau kita ngerasainnya setiap hari. Apalagi kalau kamu sampai berfikiran bahwa keberadaan kamu didunia sia-sia dan gak ada gunanya. Hayo ngaku yang sering ngerasa gini?
Kamu selalu merasa dirimu lebih buruk dari dari orang lain, sehingga kamu merasa orang lain harus didahulukan. Walau sebuah perbandingan kadang dapat menjadi motivasi, jika nggak tepat dilakukan dapat membuat kita rendah diri. Rasa harga dirimu yang rendah bisa bersumber dari kurangnya penghargaan pada dirimu sendiri.

Kamu galau karena nggak bisa seperti orang lain. Kamu lupa bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti sebuah pepatah ‘rumput tetangga biasanya terlihat lebih hijau daripada halaman sendiri’
Kita seringkali terbiasa membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ini sebenarnya berawal dari rasa gak nyamannya kamu dengan dirimu sendiri. Kita terlalu sering memperhatikan kehidupan orang lain sampai melupakan diri kita sendiri.  Perasaan ini yang nantinya akan membawa kamu pada ketidakbahagiaan.  Membandingkan diri dengan orang lain memang sulit dihentikan, apalagi dengan kondisi kehidupan saat ini yang selalu menuntut kesempurnaan. Tapi sampai kapan kamu akan berlaku nggak adil pada diri kamu sendiri?  Semakin lama kamu justru akan semakin melihat kekuranganmu. Toh, yang harus kamu lakukan untuk meraih kesuksesan bukanlah membandingkan diri. Melainkan berjuang lebih keras demi mencapai target-target pribadi. Terlalu lama melihat orang lain sehingga kita lupa betapa berharganya diri kita. Betapa unik kemampuan kita. Yang harus kamu catat, tentu bahwa setiap orang memiliki keunikannya sendiri-sendiri.

“To be yourself in a world that is constantly trying to make you something else is the greatest accomplishment.”  Ralph Waldo Emerson

Kamu terlalu sering mengatakan ‘maaf’ untuk apa yang kamu lakukan dan nggak kamu lakukan. Apapun yang kamu lakukan didunia, kamu merasa selalu salah.
Apakah kamu termasuk orang yang terlalu mudah merasa bersalah? Seringkali rasa bersalah dan permintaan maaf dianggap bentuk kesopanan. Sebenarnya perasaan menyesal dan salah itu wajar dirasakan sesekali. Apalagi, kita memang gak bisa luput dari melakukan kesalahan. Mengatakan ‘maaf’ memang perlu saat kamu berbuat salah, atau melakukan sesuatu yang salah. Tapi jangan sampai membebani hatimu sendiri dengan perasaan gak enak dan kata maaf.
Contoh misalnya demi menyenangkan hati orang lain kamu  gak sanggup untuk mengatakan ‘nggak’ dan berulang kali mengucap ‘maaf’
“sorry ya, gue gak bisa dateng…gak enak badan soalnya” Padahal kamu tahu kamu gak akan pernah memiliki waktu yang cukup untuk dirimu sendiri. Waktumu memang terbatas, sebagaimana orang lain. Jadi gak perlu merasa bersalah sesekali menolak. Ingat, jangan pernah bohongi diri sendiri ya!

Kamu menganggap kritik adalah segalanya dan bikin kamu down, padahal kritik bisa membangun diri kamu lebih baik lagi.
Ketika kamu dihadapkan dengan masalah dimana atasanmu memprotes dan mengatakan pekerjaan yang kamu lakukan masih salah, kamu merasa bahwa atasan kamu itu nggak menyukaimu dan kamu akan dipecat sebentar lagi. Berpikir seperti itu, selain menunjukkan harga dirimu yang rendah, juga menunjukkan bahwa kamu nggak bisa profesional dalam bekerja. Padahal jika kamu bisa berpikir lebih baik lagi, kritik dari atasanmu justru bisa meningkatkan kinerjamu dari yang sebelumnya. Sebagai wakil dari kantor yang membayar gajimu, tentunya atasanmu ingin mendapatkan hasil yang terbaik darimu bukan?

Kamu terlalu memikirkan apa yang orang pikirkan tentang kamu padahal mereka mungkin nggak tahu apa-apa tentang kamu.
Kita sepertinya sering merasa terganggu dan terancam dengan apa yang orang pikirkan tentang kita. Ketakutan akan dimusuhi, ditinggalkan, dan dianggap remeh seringkali membuat kita terlalu dalam memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Celakanya, kita terjebak pada kesimpulan lawas bahwa apa yang orang lain pikirkan lebih baik dari pengalaman pribadi. Dan seolah-olah pikiran itulah yang ideal sebagai jalan untuk menjadi diri sendiri. Sikap seperti ini akan sangat berisiko bagi kepribadian dan jati diri. Kita akan dengan sangat mudah menjadi orang lain dan mengabaikan apa yang dibisikkan oleh suara hati. Hidup hanya akan menjadi perjalanan pemenuhan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Sebelum terlambat, sebaiknya kamu mempertimbangkan matang-matang untuk mulai mengurangi memikirkan apa yang orang lain pikirkan.
Sejatinya kita nggak bisa memaksa orang lain untuk suka atau nggak dengan kita. ngatlah bahwa manusia nggak akan pernah membahagiakan semua makhluk di dunia ini. Jika kamu berpikiran bahwa kamu akan membuat bahagia orang dengan memikirkan apa yang dipikirkannya, maka hidupmu hanya dipenuhi oleh keinginan orang lain. Yakinlah pada pengetahuan dan perasaanmu.

Demi menghindari konflik, kamu juga selalu berpura-pura semuanya baik-baik saja, meski kamu menjadi satu-satunya yang terluka.
Menurut kamu nggak masalah kalau kamu terluka, asalkan nggak ada konflik yang terjadi. Karena itu, kamu selalu menyimpan sendiri pendapatmu, meskipun sebenarnya kamu nggak setuju atau bahkan keputusan itu merugikanmu. Kamu merasa bahwa posisimu lebih rendah daripada yang lain, sehingga pendapatmu nggak perlu dipertimbangkan. Asalkan damai, semua setuju, gak masalah kamu terluka sendirian.

Saat sukses melakukan sesuatu, kamu beranggapan itu hanya kebetulan semata. Padahal kamu juga perlu menghargai kerja keras dirimu sendiri.
Rasa percaya dirimu yang rendah akan membuatmu merasa semua kesuksesan yang kamu dapatkan hanyalah karena faktor keberuntungan. Karena itulah kamu sering salah tingkah dan malah nggak nyaman saat menerima pujian. Padahal di balik semua itu, perjuanganmu yang luar biasa hingga titik darah penghabisan memang patut diapresiasi. Kalau bukan kita yang menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain juga bisa menghargai kita?

Kamu sering mundur sebelum berjuang hanya karena merasa nggak percaya akan bisa mencapainya. Padahal sebelum mencoba, dari mana kita akan tahu?
“Hemm..dia aja yang pinter gitu, bisa nggak lulus. Apalagi gueee..”
Meragukan kemampuan diri sendiri itu wajar. Tapi jangan dibiarkan berlama-lama. Apalagi jika itu membuatmu menyerah sebelum mencoba. Kamu merasa sudah pasti gagal, karena ada orang lain yang kamu anggap lebih hebat. Padahal tanpa kamu mencoba dan membuktikannya sendiri, kamu tahu dari mana bahwa kegagalan pasti akan kamu alami? Ingat, kamu bukan Tuhan yang tahu segala-galanya.

Bagaimana orang melihat dirimu ditentukan juga dengan bagaimana kamu memandang dirimu sendiri. Mencintai diri sendiri nggak selalu berarti narsis kok, tapi kamu menghargai apapun yang kamu dapatkan. Mulai hari ini, ingat selalu bahwa kamu nggak harus mempunyai yang dimiliki orang lain. Sebaliknya, kamu juga pasti mempunyai kualitas yang nggak dimiliki orang lain. Terkadang kita berpikiran bahwa “Hidup si A enak ya..” “Duh enak jadi si B, udah cantik, pinter, kaya, sempurna deh” Padahal setiap orang tentunya punya masalah juga yang nggak kita tahu, bisa aja orang itu justru iri juga dengan kehidupan yang kita miliki.
Daripada bertanya “Kenapa sih hidupnya selalu lebih asyik daripada hidupku?” Mulailah menanyakan, “Sebenarnya, apakah hal yang paling penting buatku?”

Nah supaya gak minderan jangan lupa upgrade gaya kamu dengan koleksi terbaru dari GatsuOneがつおね . Cek koleksinya HANYA di www.gatsuone.com







You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook