Hina Matsuri, Ritual Bagi Gadis Jepang Biar Nggak Telat Menikah

10.27.00

Ohayou Oneesan!

Di Jepang, pada tanggal 3 Maret selalu diperingati sebagai Hina Matsuri atau yang biasa dikenal dengan Festival Boneka. Festival ini juga merupakan Hari Anak Perempuan atau Girl’s Day, yakni hari di mana semua orang berdoa untuk pertumbuhan dan kebahagiaan anak perempuan di Jepang.

Untuk merayakan festival ini, hampir semua keluarga yang memiliki anak perempuan akan menempatkan serangkaian boneka yang disebut dengan Hina-ningyo. Boneka tersebut akan diatur berjajar sebanyak lima atau tujuh tingkat berjenjang dan dengan alas sebuah kain karpet berwarna merah.

Di barisan paling atas adalah Kaisar dan Permaisuri yang belakangnya diberi layar berlapis emas. Di bawahnya merupakan tiga wanita istana atau disebut juga dayang tiga (san nin-kanjo) yang membawa sake. Di tingkat ketiga adalah lima musisi kerajaan (gonin-bayashi). Tingkat keempat adalah dua menteri (udaijin dan sadaijin), dan pada tingkat kelima ada tiga pelayan yang berdiri sebagai pelindung kaisar dan permaisuri. Di tingkat keenam, ada peti untuk menyimpan kimono, laci, cermin dan set tes untuk upacara. 

Pada bagian terbawah terdapat kotak makanan, tandu, dan sebuah kereta yang ditarik sapi. Di antara barisan boneka-boneka itu biasanya diselipkan beberapa makanan kecil juga.

Boneka-boneka tersebut diberi kostum istana kuno dari periode Heinan (794-1185). Boneka kaisar mengenakan jubah upacara 12 lapis yang disebut dengan juuni-hitoe. Sampai sekarang, kostum ini masih dikenakan dalam upacara pernikahan keluarga kerajaan. Ketika mengekan juuni-hitoe, tatanan rambutnya harus dikumpulkan di leher dan menggerai ke daerah punggung. Aksesoris lain yang nggak boleh ketinggalan adalah sebuah kipas kayu cemara Jepang yang selalu ada dalam genggaman.

Tradisi hinamatsuri ini sebenarnya berasal dari zaman Cina kuno. Mereka yang percaya bahwa dosa dan kemalangan bisa ditransfer ke dalam sebuah boneka. Untuk menjauhkan kemalangan itu, maka boneka tersebut harus diapungkan di atas air sungai. Kegiatan ini disebut dengan hina-okuri atau nagashi-bina, di mana orang mengapungkan boneka kertas di sungai paling lambat pada sore hari di tanggal 3 Maret.

Bisa dikatakan bahwa boneka hina-ningyo tersebut bisa berkorban demi pemiliknya. Karena itulah para orang tua wajib memberi anak gadisnya satu set boneka ini. Mereka harus memulai memajang boneka pada bulan Februari lalu menyimpannya kembali sesegera mungkin setelah festival selesai. Karena anak gadis mereka dipercaya akan terlambat menikah jika tidak menyimpan boneka hina-ningyo segera setelah perayaan tanggal 3 Maret. 

Budaya Jepang memang selalu menarik untuk diikuti, termasuk juga fashionnya. Yuk, ikuti trend fashion Jepang di sini. Miliki juga berbagai koleksi Japanese Fashion Essentials di Gatsuone.com untuk kamu yang selalu ingin tampil fashionable ala Jepang. Klik www.gatsuone.com sekarang dan follow instagram GatsuOne untuk dapatkan berbagai promo dan update setiap harinya. Happy Hinamatsuri.. Cha!

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook