Kebiasaan Masyarakat Jepang Ini Patut Kita Tiru
14.52.00Semua
pasti tahu kan Negara satu ini, terkenal dengan Sakuranya yang Indah. Yap,
Jepang memang salah satu negara maju didunia ya meskipun pernah mengalami perang dunia ke II tapi Jepang mampu bangkit
dengan cepat dan berhasil membangun negaranya kembali bahkan menjadi salah satu
negara yang diperhitungkan didunia.
Salut
dengan jepang karena kebiasaan masyarakatnya yang disiplin dan memiliki etos
kerja. Banyak kebiasaan-kebiasaan orang Jepang yang wajib kita tiru. Berikut
ulasannya!!
Selalu mencirikan sikap santun
Meskipun
Jepang merupakan Negara maju tapi masyarakatnya tidak begitu saja meninggalkan
nilai kesopanan dengan selalu membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan
pada orang lain dan kebiasaan ini katanya sudah diterapkan oleh orangtua mereka
sejak mereka kecil.
Sebenarnya
sih masyarakat Indonesia juga tak kalah, banyak orang asing yang bilang warga
Indonesia ramah-ramah karena murah senyum.
Orang Jepang mencintai budayanya
sendiri
Entah
bahasa, pakaian ataupun rumah yang asli Jepang sangat mudah ditemui, Jepang
merupakan negara yang masih mempertahankan budaya serta peninggalan dari leluhurnya.
Nah makanya juga nih Jepang itu katanya sedikit buruk dalam berbahasa Inggris
soalnya warga disana lebih senang menggunakan bahasa asli jepang daripada harus
belajar bahasa Inggris. Kalau di Indonesia sih rumah-rumah ataupun budaya
tradisional kentalnya cuma didaerah-daerah aja, dikota sudah punah. Padahal
Indonesia lebih kaya akan adat dan budaya, tapi banyak warga yang justru lebih
dominan ke budaya barat.
Bekerja Keras
Bukti
dari perekonomian dan teknologi Jepang yang maju, itu semua memang karena
masyarakatnya memiliki kedisplinan dan semangat kerja yang menggebu-gebu.
Selalu bekerja keras dalam hal apapun, mereka selalu berjalan cepat dan
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa
Bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang
adalah 2450 jam/tahun. Dan konon pegawai Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil
dalam 9 hari. WOOOW!
Patut ditiru, jangan hanya menuntut tapi
dedikasi kita ke perusahaan masih kurang, mau santai tapi terima gaji?
Mustahil...Kecuali kita diam dirumah, menikah dengan pendamping yang ‘wah’
Membiasakan budaya “baca”
Masyarakat
Jepang selalu meluangkan waktu untuk membaca buku, entah buku
pelajaran,koran,maupun membaca melalui gadget, bahkan ketika dikereta, berjalan,
berdiri atau bahkan saat makan siang sekalipun budaya ini sangat kental dengan
mereka. Rasanya tak bisa kalau sehari aja tidak mendapat pengetahuan baru.
Patut
kita contoh, membaca akan membuat wawasan kita jauh lebih luas sehingga membuat
bangsa yang lebih maju.
Jangan
saat diangkutan umum atau kereta asik-asikan tidur, tak sadar tahunya ada
barang yang hilang deh tuh...
Pantang menyerah dan Jujur
Sejarah membuktikan jepang adalah negara yang masyarakatnya
tahan banting dan pantang menyerah. Dahulu bisa dibuktikan dengan kekalahan
jepang pada perang dunia dan di bom atomnya Hirosima dan Nagasaki jepang masih
bisa bangkit menjadi bangsa yang maju dan memiliki ekonomi yang tinggi di
dunia.
Masyarakat Jepang selalu punya
semangat dan rasa pantang menyerah, tak akan berhenti mencoba sesuatu sampai
hal yang diinginkan benar-benar tercapai. Banyak orangtua yang masih memiliki
semangat seperti anak-anak muda. Dan karena itu Jepang sukses meraih
kejayaannya.
Masyarakat
Jepang juga mengajarkan tentang kejujuran pada anak-anaknya sejak kecil, oleh
sebab itu yang namanya pungutan liar atau apapun itu yang melanggar nilai kejujuran sangat amat jarang terjadi di
Jepang.
Selalu tepat waktu
Masyarakat
Jepang termasuk disiplin dalam waktu. Mereka terbiasa datang ke tempat tujuan
seperti sekolah, kantor atau tujuan lain sebelum waktu yang ditentukan tiba.
Lebih baik menunggu daripada harus terlambat. Bahkan katanya transportasi umum
di Jepang seperti kereta atau pesawatpun tidak pernah ada yang terlambat, di
Jepang semuanya serba tepat waktu.
Membuang sampah termasuk tindakan
kriminal
Ketika
berkunjung ke Jepang kita tidak akan ketemu sampah sekecil apapun. Bungkus
permen aja tidak mungkin akan ada.
Masyarakat Jepang lebih memilih menyimpan sampah didalam tas atau kantongnya
lho..dan membuangnya dirumah atau tempat sampah dibanding membuang sampah
sembarangan.
Kebayangkan
bersihnya gimana, makanya orang Jepang lebih suka berjalan kaki.
Rajin berolahraga
Ini
sih benar-benar olahraga, bukan gegayaan yang cuma buat selfie terus dipost.
Masyarakat
Jepang selalu mengedepankan hidup sehat, mereka akan menyempatkan waktu untuk
berolahraga, bagi mereka kesehatan adalah hal dasar yang paling dibutuhkan oleh
manusia. Dan mereka juga senang mengkonsumsi sayur dan buah, wajar aja kalau
cukup banyak orang yang jumlah usianya diatas 100tahun.
Budaya Antri
Dijepang
semua serba tertib, terutama dalam hal anti-mengantri, jarang terjadi keributan
ketika harus antri di Jepang, tidak ada tuh yang namanya menyerobot antrian
orang lain.
Pejalan kaki sangat dihargai
Udah
pernah ke Jepang? Disana bakalan mudah
menemukan fasilitas yang memudahkan Kamu buat jalan kaki, semacam trotoar atau
zebra cross. Di Jepang tidak ada trotoar yang rusak, tidak ada trotoar yang
dipenuhi kendaraan bermotor, ataupun digunakan untuk berjualan oleh pedaganga
kaki lima. Menyebrangpun tak perlu ribet tengok kanan-kiri karena si Pengendara
akan dengan senang hati menghentikan kendaraannya. Nyaman banget pasti jika
Indonesia bisa begini...
Berkendara dengan ramah
Di
Jepang mungkin jarang terjadi kecelakaan, karena masyarakat Jepang berkendara
dengan disiplin yang tinggi dan rambu-rambu lalu lintas berjalan dengan
efektif. Jarang juga yang menggunakan klakson kalau bukan karena keadaan
darurat, makanya jalanan Jepang tak sebising di Indonesia.
Tidak merokok didepan umum
Hampir
tak ada masyarakat Jepang yang merokok disembarang tempat selain di smoking
area, mereka sangat peduli dengan orang lain, lebih memilih menahan untuk
merokok daripada jadi penyebab kesehatan bagi orang lain.
Rasa “malu” merupakan budaya leluhur
dan turun temurun
Yap,
Sejak era samurai Harakiri menjadi ritual saat kalah dalam pertempuran. Masuk
kedunia yang lebih modern, biasanya ada fenomena “mengundurkan diri” bagi para
pejabat yang tersandung
kasus
atau merasa gagal dalam tugasnya. Efek negatif nya banyak pelajar yang memilih
untuk bunuh diri karena malu nilainya jelek atau bahkan tidak naik kelas.
Yang
patut dicontoh adalah rasa malu yang selalu menjadi bagian dari masyarakat
jepang, bukan malu untuk menyerah dan bunuh diri tapi malu untuk lebih
berhati-hati dan tidak mengecewakan. Menjadikan motivasi untuk selalu
berperilaku baik dan malu jika melanggar kesalahan.
Loyalitas dan Mandiri
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan
dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa,
sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya
bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari
Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian
mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business)
perusahaan.
Sejak usia dini, anak-anak di Jepang dilatih untuk mandiri.
Mereka terlatih untuk membawa perlengkapan sendiri ke sekolah dan bertanggung
jawab terhadap barang miliknya sendiri. Dan selepas SMA jarang yang meminta
biaya pada orangtua, rata-rata mengandalkan kerja part time untuk biaya kuliah
dan kehidupan sehari-hari.
Meminta ‘maaf’ dan berkata ‘tidak’
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau
suatu hari Kamu naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan
kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” kalau-kalau mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.
0 komentar