Ini Cara Meredam Sifat Keras Kepala Si Perfeksionis

13.40.00


Pernah lihat adegan orang yang nyuruh orang lain untuk menggeser-geser lukisan dinding? Udah digeser sedikit ke kiri, ke kanan, orang itu tetap aja merasa nggak pas. Setelah 1 jam berlalu, barulah si pemilik lukisan merasa posisi lukisan itu udah pas. Padahal ujung-ujungnya itu lukisan balik lagi ke posisi awal sebelum digeser. Duuh.. Maunya apa si ni orang zzz??

Itulah yang biasa dilakukan oleh si perfeksionis. Semua harus serba bersih, rapi, tertata, dan sesuai dengan rancangannya. Bahkan sampai ke jentik – jentik mikroba aja kayanya bakal disingkirin supaya nggak ganggu usahanya mencapai kesempurnaan.

Perfeksionis itu bagus sebenarnya, tapi bisa jadi racun kalo sifat ini selalu mendominasi setiap kegiatan kita. Kebayang kan, kalo cuma ngerjain hal yang sepele aja kamu butuh waktu bertahun-tahun? Contohnya aja seperti kamu lagi menulis sebuah artikel. Padahal cuma bikin bagian latar belakang aja, tapi kamu ngabisin waktu sampai 1 jam untuk menyelesaikan 1 paragraf. Setiap satu kalimat, dihapus lagi, diganti lagi. Capek kan?

Mencoba untuk jadi sempurna itu melelahkan banget lho! Bukan kamu aja yang capek, melainkan orang-orang di sekitar kamu juga merasakannya. Apalagi kalau kamu punya pasangan atau keluarga, karena seringkali hal inil sering bikin berantem karena kamu terlalu keras kepala.

Kalau kamu merasa kamulah si perfeksionis itu dan udah lelah dengan semua ambisimu, berikut ini cara biar kamu bisa mengatasi sifat perfeksionis yang diderita.

Ingatlah bahwa nggak ada yang sempurna di dunia ini
Terkadang tanpa disadari kita terlalu 'keras' menuntut diri sendiri untuk menjadi yang terbaik. Padahal kalau aja kita mau menengok ke tetangga sebelah, mungkin apa yang kita lakukan udah melebihi standar normal. Misalnya kamu bela-belain nggak tidur sampe jam 5 pagi demi bikin blog yang menurut kamu perfect, padahal besoknya kamu harus kuliah, atau kerja jam 8 pagi.

Duh, kalau urusan pekerjaan atau tugas ya memang wajib untuk diselesaikan. Nah ini ngabisin waktu cuma untuk gonta-ganti skin dan tema blog?! Untuk itu, lakukan segala sesuatu semampunya, dengan begitu kita bisa lebih menikmati proses, bukan hasilnya.

Di sisi lain, lihatlah kelebihan dan kelemahan orang lain
Udah paham kan kalo setiap manusia itu nggak ada yang sempurna? Lihatlah sekelilingmu dari segala kelebihan dan kelemahannya. Ketika kamu melihat orang lain nggak selevel sama kamu misalnya, jangan anggap remeh semua hal tentangnya karena dia pasti memiliki suatu kelebihan yang lain. Begitu juga saat kamu melihat orang yang lebih sukses dari kamu, nyantai aja lah. Nggak perlu berapi-api untuk menyaingi kesuksesannya, karena kamu akan terlihat sangat ambisius. Kamu punya teman-teman yang nggak sempurna, kamu pun demikian. Karena itu buatlah menjadi sempurna dengan bekerja sama sama mereka. Bukan ngerjain sendiri-sendiri dalam kelompok.

Nggak semua hal harus dikuasai, dan nggak semua hal bisa kamu miliki
Pernah ngecek apa talenta kamu sendiri? Sebenarnya setiap orang diberi talenta masing-masing sejak lahirnya. Namun sayang banyak orang lebih ingin mempunyai talenta seperti yang orang lain punya. Padahal ia juga punya sendiri namun nggak pernah dilatih karena terlalu sibuk menginginkan keberhasilan seperti yang orang lain miliki. Kasian kan malah jadi hidup dengan bayang-bayang orang lain.

Nggak semuanya harus dikejar, tapi untuk dinikmatin
Kalau udah terlalu ambisius, akhirnya semua cara dilakuin. Nggak peduli kanan-kiri, yang penting tujuan tercapai dengan sempurna. Padahal kalau semuanya bisa dilakukan sambil dinikmatin, hasilnya justru bisa lebih baik dan memuaskan, ya kan? Apalagi kalau soal pekerjaan yang butuh creative thinking. Nggak bisa kan inspirasi kamu dipakasain muncul tiba-tiba? Fokus boleh, tapi jangan forsir otak secara berlebihan.

Namanya juga manusia, pasti ada salahnya. 
Lagian kan bukan aib, kenapa harus malu?
Kesalahan bukanlah suatu aib, tapi sesuatu yang manusiawi. Justru nantinya bisa menjadi pelajaran berharga untuk mengembangkan diri lebih baik. Asalkan kita bukan dengan sengaja melakukannya itu masih menjadi hal yang wajar. Jadi, belajarlah memaafkan kesalahan diri sendiri dan orang lain.

Sekaliiii aja berpikir, biarin aja lah!
Buat para wanita, melihat rumah tertata rapi memang suatu 'prestasi' yang membanggakan. Namun kalau ada salah satu sudut yang berantakan, jangan langsung menyalahkan diri sendiri. Karena sebenarnya hal ini hanyalah ilusi (cognitive distortion). Cobalah belajar melihat kondisi apa adanya dan jangan memaksakan diri untuk selalu merapikan rumah setiap saat.

Banyak-banyakin interaksi dengan manusia daripada sama benda mati
Seringkali orang perfeksionis lebih banyak menghabiskan waktunya pada tugas dan tanggungjawab pada pekerjaannya. Alhasil kamu lupa bahwa ada orang lain yang lagi nungguin kamu. Bisa aja kekasih kamu, bisa aja istri/suami kamu, ataupun anak-anakmu. Ingatlah kesempatan bersama mereka udah langka karena masing-masing punya kesibukan sendiri. Jadi belajarlah untuk mengutamakan quality time bersama orang-orang yang menyayangi kamu karena bagaimanapun mereka lebih penting ketimbang koleksi barang antik di rumah kamu.

Manusia yang selalu ingin perfeksionis biasanya nggak pernah mendapat kritikan dan saran dari orang lain karena selalu bisa menampilkan yang terbaik. Namun justru di situlah titik yang bisa melemahkan kehebatanmu karena nggak ada celah untukmu memperbaiki diri. Bahaya kan? Karena itu jadilah orang yang selalu bersyukur pada hasil yang udah dikerjakan. Have a great day, Oneesan!

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook