Mengapa Sangat Sulit Memahami Puisi?

14.34.00



Pilihan, begitulah prinsip seseorang dalam menyukai dan tidak menyukai sebuah hal. Ya, memang nggak ada yang salah. Ada beberapa orang yang sangat menyukai puisi, namun tak jarang ada orang yang membenci puisi. Mungkin “benci” bukan kata yang pas sih, tapi mungkin kata ini cocok tertuju pada mereka yang bilang puisi itu membosankan, kumpulan kata-kata yang berima, berbelit, dan nggak berterus terang.

Memang, puisi merupakan susunan kata-kata yang rumit. Untuk memahaminya, kita perlu menggunakan banyak pendekatan dan interpretasi yang mendalam. Bahkan, meski pelajaran puisi sudah kita pelajari sejak SD, sampai lulus pun rasanya puisi nggak bisa nyambung di otak kita. Akhirnya, jadi males dan nggak pernah baca puisi lagi. Padahal, nggak semua puisi itu berisi kata-kata akrobatik yang sulit untuk dipahami kok. Mungkin kamu perlu mengerti hal-hal ini supaya bisa memahami arti sebuah puisi.

Bukan soal bisa atau nggak bisa paham, 
tapi bagaimana kamu mengapresiasi sebuah karya sastra
Saat kamu pergi ke toko buku, lorong mana yang paling mudah menggoda mata kamu? Bagian mana yang secara nggak sadar kamu lewati begitu aja? Saat kamu baca koran mingguan, pernahkah kamu membaca rubrik puisi yang selalu baru tiap minggunya? Saat pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, seberapa banyak kamu diajarkan tentang puisi oleh guru kamu?

Dari pertanyaan tersebut, harus diakui minat baca puisi di negeri kita masih kurang diapresiasi oleh masyarakat. Asupannya sudah banyak, namun masih tidak dilirik oleh orang awam. Padahal semua orang bisa menikmati puisi, tapi kamu melewatkannya. Satu baris dibaca nggak paham, satu bait dibaca nggak paham juga, akhirnya “who cares!” Haha.. 

Kalau ibarat kenalan sama orang ada pepatah “tak kenal maka tak sayang”, maka berlaku juga untuk apresiasi pada puisi. Gimana kamu paham sama puisinya kalau kalau kamu nggak mau berusaha untuk kenalan? Mengapresiasi puisi berarti ada usaha bergaul dengan puisi. Dari sanalah akan timbul pemahaman, pengertian, dan sikap kritis pada puisi.

Pemahaman tentang makna puisi nggak bisa disamakan, 
pembaca dan penulis memiliki interpretasi masing-masing

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana 
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu 
kepada api yang menjadikannya abu. 
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana 
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan 
kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Karena puisi bukanlah pelajaran yang eksak, A=A dan B=B maka jangan stres ketika puisi yang kamu artikan nggak sama seperti yang orang lain artikan. Bahkan mungkin aja penulisnya memiliki makna tersendiri pada puisinya yang nggak bisa dimengerti oleh pembaca. Puisi itu bebas diartikan tergantung suasana hati yang baca.

Masih ingat dengan puisi Sapardi yang di atas? Puisi berjudul “Aku Ingin” memang banyak dijadikan kutipan cerita, surat cinta, dan refleksi diri pada saat seseorang sedang merasa jatuh cinta. Tapi, untuk sebagian orang puisi tersebut adalah sebuah puisi yang sedang patah hati. Makna yang sangat jauh berbeda kan? Yap itulah puisi, banyak interpretasi yang bisa kita rasakan di dalamnya.

Ada beberapa puisi yang menggunakan kata-kata akrobatik, jadi memang susah dipahami
Mungkin hanya penulis dan Tuhan yang bisa paham dengan puisi semacam ini. Begitu sulit dimengerti, dan sepertinya mustahil untuk dimengerti oleh pembaca. Atau mungkin aja itu merupakan puisi yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. *Terus ngapain diterbitkan kalau nggak bisa dipahami pembaca??

Begitulah karya seni, sebuah ekspresi yang menggambarkan perasaan penciptanya. Di dalam karya seni ada unsur keindahan. Unsur inilah yang melekat pada karya sastra puisi, yakni kata-kata kiasan, metafora, dan berbagai majas lain yang kadang terasa aneh dan asing untuk disambungkan pada pemahaman yang lurus-lurus aja. Ini jadi alasan juga kenapa puisi lebih susah dicerna daripada cerpen dan novel.

Memahami puisi bukan cuma berdasarkan kata-kata yang ada di dalam puisi
Dalam memahami atau mengapresiasi puisi ada berbagai macam pendekatan yang bisa dipakai. Jadi, bukan cuma dipahami berdasarkan kata-kata yang membangun puisi tersebut, namun bisa dengan kecenderungan dalam emotif, psikologis, historis, biografis, bahkan feminis. Dengan pendekatan-pendekatan ini, kita bisa lebih mudah memahami dan menganalisis sebuah puisi. Tapi tentunya nggak semua puisi bisa dianalisis dengan sembarang pendekatan.

Perbanyak baca puisi biar makin mudah memahami bahasa-bahasa perpuisian
“Hujan, sendiri, menunggu, dan beberapa kenangan yang membekas” menjadi diksi yang sering kali muncul dalam banyak puisi. Dengan semakin sering kamu membaca puisi dan menikmatinya, maka kamu akan semakin paham makna kata-kata tersebut. Selanjutnya kamu pasti akan mudah menyambungkan makna antar kata yang muncul dalam sebuah puisi.

Ada sebuah film yang bisa kamu tonton untuk membuat kamu menyukai puisi, Dead Poets Society misalnya. Film ini bercerita tentang seorang guru yang menggunakan metode unik untuk membuat siswanya menyukai puisi.

Puisi yang nggak bisa kamu pahami bukanlah puisi untukmu
Untuk mulai menyukai puisi, bacalah satu puisi yang paling menggugah hatimu. Berbeda penyair akan berbeda pula gaya bahasa yang dipakai, begitu juga dengan tema-tema yang dituliskannya. Jika kamu sudah menemukan puisi yang sangat indah menurut interpretasi kamu sendiri, maka kemungkinan besar kamu sudah dapat membuka kunci gaya bahasa yang dimainkan oleh si penyair. Nggak perlu takut salah menginterpretasikan puisi, dan jangan pernah memaksa dirimu untuk mengerti semua puisi. Kalau kamu bisa merasakan apa yang penyair tulis dalam puisinya, berarti puisi itu untuk kamu. Kalau puisi itu nggak bisa dipahami, maka tinggalkanlah. Karena puisi itu bukan untuk kamu.

Puisi memang dapat mengungkap banyak rahasia di antara kata-kata yang sederhana, setuju kan? Puisi apa yang paling kamu suka? Share yuk! Selamat hari puisi sedunia! :)

You Might Also Like

2 komentar

Like us on Facebook