Kenapa ya, Tahun Demi Tahun Resolusi Gagal Terus?

13.57.00

Melewati tahun baru biasanya kita dibikin pusing oleh banyak hal. Misalnya aja, pekerjaan yang belum selesai, cicilan yang masih harus dibayar, belum dapet kerja, sampai skripsi dan cinta lama yang belum kelar pun memenuhi pikiran. Mungkin kamu menjadi salah satu orang yang gelisah dengan hal-hal seperti ini, rasanya ingin bilang “bisa di-stop dulu nggak sih, cepet banget tahun ini berakhir. Belum juga ngapa-ngapain.. TT.TT”

Resolusi 2018: Mengerjakan resolusi tahun 2016 yang belum sempat tercapai di tahun 2017

Sebenernya cara paling bener yang bisa kamu lakukan supaya resolusinya berhasil ya, jangan pernah buat resolusi. Maka kamu nggak akan pernah gagal. Iya kan? Hehe :P

Tapi pernah nggak sih kamu bertanya dalam diri, kenapa resolusi yang kamu buat gagal terus? Mungkinkah karena belum ketemu jodohnya, atau karena belum siap?! Refleksi diri itu bagus loh untuk pembelajaran, simak dulu aja apa yang harus direnungkan apabila kamu merasa selalu gagal mencapai resolusi.

Pahamilah bahwa resolusi bukan tentang waktu kapan kamu harus membuat dan mencapainya, karena sepanjang tahun adalah kesempatan yang bisa kamu gunakan untuk mencapai resolusi itu
Membuat resolusi baru dalam riuhnya momen akhir tahun sebenarnya bisa menjadi salah satu yang bikin kegagalan utama lho. Terpengaruh sama situasi misalnya ketika kamu baru putus sama pacar, terus akhirnya resolusi kamu jadi ‘harus punya pacar di awal tahun’. Alhasil, mau cinta nggak cinta kamu tetep sabet aja si doi demi mencapai ‘harus punya pacar’. Karena hubungan yang dipaksakan, kisah cinta pun nggak semulus yang kamu harapkan. Akhirnya jomblo lagi. Beberapa bulan pun berlalu, dan akhirnya menjomblo sampai akhir tahun lagi tanpa kamu sempat mencapai resolusi yang lain. Yaahhh.

Coba pikirkan lagi kenapa kamu harus mencapai resolusi itu, karena semua hal perlu ada alasan dari dalam diri sendiri
Misalnya aja, kamu ingin diet. Banyak banget lho orang yang membuat resolusi diet ini bukan bedasarkan apa yang mereka paling inginkan atau maknai tapi karena omongan orang lain. Inilah sebuah awal  yang salah. “Motivasinya datang dari luar bukan dari dalam dan yang model seperti ini jarang sekali untuk bisa sukses," kata Karen Lawson dari Center for Spirituality & Healing.

Nah loh, kalau target itu bukan sesuatu yang sangat penting, maka akan sangat mudah dilupakan. Jadi kalau kamu ingin menurunkan berat badan 10 kg dalam satu bulan agar mendapat pujian dari pasangan, ternyata pasangan kamu baik banget bahkan bilang, "Kamu tuh ngapain diet sih? Udah cantik gini.." Ambyar kan??

Sudahkah resolusimu itu realistis?
Kebiasaan orang adalah membandingkan diri dengan orang lain. Ketika kamu lihat temanmu bisa sukses dengan usaha dagangnya hingga bisa liburan ngalor-ngidul ke luar negeri, sementara itu kamu segini-gini aja pasti membuat naluri kamu terpacu untuk menjadi lebih hebat darinya. Padahal saat ini pun kamu belum punya modal untuk membuka satu usaha pun. Gimana mau terwujud coba?

Kalau menurut Naftalia seorang psikolog, “dorongan emosional membuat target yang disebabkan peristiwa negatif jauh lebih sulit untuk direalisasikan. Itu semua karena berangkat dari titik awal yang kurang tepat.” Jadi jangan heran kalau resolusi tahunan sering gagal karena mematok diri terlalu tinggi.

Jangan-jangan karena kamu terlalu menginginkan hal yang ‘jasmaniah’ terlalu banyak?
Sadar nggak sih, namanya manusia pasti menginginkan sesuatu yang ‘nampak’ sebagai resolusi tahunan yang harus dicapai. Misalnya kamu ingin HP baru, mobil baru, beli rumah, jalan-jalan ke luar negeri, dan keinginan lain-lainnya yang kamu sendiri pun belum kebayang akan seperti apa jadinya. Namun apakah resolusi hanya terbatas dengan hal-hal yang ‘nampak’ aja? Hmm.. Kayaknya enggak deh!

Memang yang paling sulit adalah jauh melihat ke dalam diri sendiri. Namun ketika kamu merenungkannya lagi, menjadi pribadi yang lebih baik pasti menjadi salah satu yang terpikirkan. Hayo coba pikirkan perbuatan buruk apa yang kamu sering lakukan di tahun sebelumnya? Bisa lebih mendekatkan diri pada Tuhan itu lebih penting dari semua hal yang kamu harapkan di dunia ini, guys!

Resolusi akan tetap menjadi resolusi jika kamu tidak memulainya dengan langkah konkret
Setelah kamu nulis berbagai harapan di tahun depan, lalu apa sih yang kamu lakukan? Kebanyakan orang bakal menyimpannya di buku agenda, atau dipajang di pintu lemari. Udah gitu ngapain? Di sinilah tahapan detail harus dibuat.

Kenapa banyak mahasiswa yang mandeg skripsi padahal udah mau lulus? Ini nih masalah tentang keseriusan dan komitmen sebagai langkah konkret. Ya kalo nggak dikerjain gimana mau selesai skripsinya? Awal-awalnya semangat, namun di pertengahan jadi kendor karena berbagai alasan. Misalnya, dosennya susah ditemuin, penelitian nggak mulus, atau kamu udah keenakan kerja sambilan. Akhirnya kamu seolah-olah jadi nggak punya waktu untuk mengejar skirpsi :(


Nggak ada salahnya kok bikin daftar resolusi, lagian seru juga kalau ada hal baru yang dikejar setiap tahunnya. Tapi jangan kaget kalo seandainya bakal gagal lagi hahaha. Berhubung udah tahun baru juga nih, nggak ada salahnya kamu membuang semua hal yang ada di belakang, termasuk history chat mantan hehe. Jadilah pribadi yang baru, tanpa harapan yang muluk-muluk. Jalani hidupmu bersama dengan resolusi baru yang bikin kamu bahagia. Have a great day Oneesan!

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook