Tanda-tandanya Kamu Perlu Reset Arti dalam Bekerja, Nggak Selamanya tentang Uang!
15.17.00
Berada dalam usia-usia produktif
yang kuat, penuh semangat, dan punya banyak kesempatan pasti bikin kita nggak
ada rasa capek-capeknya untuk bekerja dan mengejar karir. Rasanya, “mumpung
masih muda”apapun harus dikerjakan, selama itu menghasilkan uang dan bikin
tabungan semakin banyak, kerja lembur bagai kuda nggak jadi masalah. Ini demi
masa depan!
Yap, memang giat bekerja dan
mengumpulkan uang itu nggak salah. Toh, semua hal memang butuh uang, kan? Buang
air aja bayar, hehe. Belum lagi banyak juga kebutuhan (read: baju dan make up)
yang semakin hari semakin terasa mahal harganya. Makanya, banyak orang bekerja
mati-matian untuk mendapatkan uang.
Tapi apa iya, uang yang kamu kejar saat ini bisa membuat kamu bahagia?
Kerja keras memang perlu, tapi
jangan sampai uang yang kamu kejar malah menjauhkanmu dari kebahagiaan yang
sesungguhnya. Coba cek lagi, kalo kamu mengorbankan semua hal ini demi
pekerjaan, artinya kamu perlu pembaharuan pola pikir tentang uang dan arti kebahagiaan.
Waktu senggangmu nggak bisa dinikmati bersama keluarga
Nggak akan pernah bisa terganti,
harta yang paling berharga adalah keluarga. Baik itu orang tua, pasangan, atau
anakmu, merekalah yang menjadi sumber kebahagiaan setiap kita yang lagi kerja
keras. Kalo kata orang awam, “kita kerja buat anak” itu memang bener banget!
Untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, untuk pendidikannya, dan tetek bengek
lainnya tentu semua butuh uang. Tapi apakah yang mereka butuhkan cuma uang
semata? Tentu aja bukan itu. Mereka menunggu kehadiran kamu di
sana :)
Nggak sempat nanya kabar ke orang yang kamu sayang
Rasa-rasanya keterlaluan juga
kalo 5 hari bekerja nggak cukup untuk menyelesaikan semua tugas di kantor.
Imbasnya waktu untuk keluarga pun tersita. Apakah kamu masih bisa nanyain kabar
ke keluarga kamu? Aneh banget kalo kamu sampai putus komunikasi dengan alasan
sibuk bekerja, padahal nanya kabar aja nggak sampai ngabisin waktu 3 menit lho.
Bikin mi instan aja bisa, ya kan?
Marah ketika keluarga kamu telpon di sela-sela pekerjaan
Segala sesuatu ada waktunya. Ada
waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beristirahat. Ada waktunya pula untuk
kangen dengan orang-orang yang kita sayang. Mungkin hal inilah yang lagi
dirasain sama keluarga kamu. Menunggu kamu kasih kabar, tak kunjung datang.
Akhirnya mereka memberanikan diri untuk menelpon kamu. Tapi rasa kangen ini
malah kacau karena kamu merasa mereka telepon di saat yang nggak tepat.
Lembur dan bonus lebih menggoda dari pasangan kamu
Teman, keluarga, dan pasangan
akan menjadi orang pertama yang marahin kamu ketika kamu makin hari makin gila
kerja. Berbagai cara mungkin udah mereka lakukan untuk ngajak kamu keluar dan
main, paling enggak untuk membuat kamu melupakan sejenak dari penatnya pekerjaan.
Tapi kalo kamu merasa undangan makan malam bersama mereka adalah sebuah hal
yang mengganggu, mungkin pertanda kamu udah terlalu addicted dengan pekerjaan.
Pernahkah kamu membayangkan
mereka akan pergi karena lelah menunggu kamu dan diabaikan berkali-kali? Kalo
keseringan menolak ajakan mereka, jangan salahkan mereka jika akhirnya mereka
males menunggu kamu.
Kesehatan jadi nomor belakang
Biasanya, semakin sibuk seseorang
dia akan mengesampingkan hal-hal selain pekerjaan. Dimulai dari makan yang
nggak teratur, makanan yang nggak bergizi, dan jarang berolahraga. Yang lebih
parahnya kamu jadi nggak peka lagi bahwa kamu sebenarnya lagi sakit dan butuh
istirahat. Hey, sadarlah bahwa kantong tebal tapi sakit-sakitan tentu nggak ada
gunanya. Bukankah kita berusaha memiliki banyak uang untuk menikmatinya? Kalo
udah terbaring di rumah sakit dan harus perawatan, gimana bisa menikmatinya.
Karena itu, jangan sampai pekerjaan merusak waktu tidur dan makanmu, ingatlah
bahwa dua hal ini menjadi bahan bakarmu untuk bekerja.
Jarang berdoa
Wah, parah banget ini sih!
Mentang-mentang udah pinter cari duit kamu jadi jarang berdoa dan mengucap
syukur pada Dia yang memberimu berkat. Ingatlah bahwa kita hanya manusia,
kecil, dan hanya disuruh untuk mengelola apa yang diberikan. Bisa aja kan,
suatu saat ada yang dicabut darimu secara tiba-tiba? Baik dari kesehatan,
pekerjaan, keluarga, dan apapun itu nggak ada yang tau. Maka dari itu awali dan
akhiri hari-harimu dengan meminta penyertaan-Nya.
Mimpi dan cita-cita yang terpendam
Pernah kepikiran untuk pergi ke
luar negeri? Manjat tebing? Atau mungkin sekedar nonton Asian Games dan
makan-makanan yang lagi nge-hits bareng sama temen-temen? Sadarlah bahwa momen
bahagia yang kamu lewatkan nggak akan bisa diulang. Kamu yang saat ini masih
memiliki orang tua yang sehat, atau anak yang lagi lucu-lucunya harus menahan
diri dan nggak bisa melihat mereka sewaktu-waktu kamu menginginkannya kelak.
Ingatlah bahwa kebahagiaan nggak bisa diukur lewat harta. It’s all about time! Tergantung gimana kamu memanfaatkannya.
Uang yang nggak akan bisa membeli kebahagiaan
Uang dan kasih sayang yang tulus
adalah dua hal yang berseberangan. Mungkin kamu bisa bilang, ketika kamu banyak
uang, mereka yang jauh akan mendekat. Tapi ketahuilah mereka yang datang ketika
kamu punya uang adalah cinta yang palsu. Materi hanya dapat membawa rasa
aman dan nyaman, namun kebahagiaan bisa kamu dapatkan dari pertemanan,
kekeluargaan, dan cinta. Iya kan? Mereka nggak akan bisa dibeli dengan uang dan
diukur dengan materi. Jadi, kebahagiaan memang sejatinya nggak bisa dibeli
dengan uang.
Sia-sialah kerja keras dan uang
yang kamu miliki jika hidup tanpa kebahagiaan. Memang hidup di dunia pasti
membutuhkan uang, namun ingatlah bahwa kita hidup bukan untuk mengejar uang. Memiliki
hidup yang seimbang antara bekerja dan menikmati kebahagiaan bersama orang tersayang
itu akan jauh lebih bermakna. Jangan sampai menyesal nantinya, have a great day!
0 komentar